KicauJiwa

KicauJiwa

TENTANG AKU DAN BAGIANKU 3



PERASAAN DAN DIRI TAK SEHALUAN MENARI


Bersamaku menari, bersamaku bernyanyi, bersamaku tertawa dan bersamaku semuanya!, seakan menari, bernyanyi, tertawa berjalan dipelangi berteduh angan dan kemegahan, seakan semuanya terpaku pada suatu permintaan cerahkah aku pada sisi yang tertinggi dikedudukan langit.

Bala tentara adil ikut serta memberiku sekotak asap untuk menemaniku berteduh mimpi dalam kenyataan, berteduh sejuk dalam kekakuan. Topeng mesra keinginan terkunci pada titik terbawah keluguan.

Kita terbang bersama dikayangan memetik sesuatu keindahan tentang kehidupan. Dimana semua makhkuk masih terpaku dalam permainan maya kehidupan
Yang dikekang kepalsuan dan pengkhianatan.

Bersama naluri keluguan dan masa heroic demi tujuan yang tak pasti, bersama tersudutkan pada lubang hitam ketidakjujuran hati berkata, selalu mimpi yang membangunkan dari jaga dan selalu kehampaan yang menodongkan sebilah harapan tentang semua kenyataan. Tak sanggup satupun yang berontak karena sang kuasa berada diatas lubuk analisa, tak berani berkata karena sang kuasa berada diatas lubuk analisa, tak berani berkata karena raja sedang tidur dengan mimpi tentang kebohongan.

Menangis selalu diimpikan dan jaga bahkan selalu dilamunkan, apakah jalan ini sudah benar untukku yang menari bersama. Bernyanyi selalu tak seirama tapi selalu berdua seakan sesuatu tentang kehidupan dunia terjawab dan terselesaikan oleh satu gerakan.

Saat analisa terkalahkan oleh pendengaran, yang jelas terasa dari perasaan sahabat dan memberikan penjelasan tentang keegoan hati dan perasaan menilai suatu bentuk tentang cinta (jangan selalu menari bersama). Terasa jelas mengalir pada setiap kekakuan nadi.

Tubuh percaya akan kedatangan anugrah tentang cinta saat itu, tapi terbantahkan oleh kemunafikan hati dan pengaruh buruk luka, semua telah hilang sejak runtuhnya mahkota analisa tentang cinta oleh bisikan perasaan sahabat.

Saat ini aku merasakan luka dihatiku yang dapat disembuhkan oleh satu senyum yang dimimpikan. Oleh satu rasa yang hilang selama ini, karena kurang manisnya pengakuan tentang dia.

Aku bisa bangga karena yang hilang selama ini sudah kembali tapi bentuknya lain dari yang dulu, mungkin ini jelmaan lain dari bentuk yang aku kuasai saat ini. Benar selama ini aku telah memupuk dinding pembatas cinta dan kehidupan nyata. Semuanya telah berbalik padaku saat ini, karena semua merasa lebih dari yang biasanya atas diriku dan gambaraanya aku selalu merasa atas penilaian tentang hidup saat ini.

Bimbang sudah kubur dalam-dalam sampai tak ada yang tahu, benci sudah kubuang dari keserakahan. Memang aku suka pada suatu bentuk, dan benar aku sangat menyayanginya.

Cinta memang ada paduku saat ini dan tak berani aku tepis dalam kesendirian mencari yang abadi…………………………………..
Tunggulah aku pada peraduan yang akan kita pijak karena benar aku (cinta) akan semua bagian dirimu tampak atau tidak.

10 Februari 2004
//citrong jo lai//syahh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar