KicauJiwa

KicauJiwa

Rajaku


RAJAKU

mahaputra raja, kau memang raja kata katamu ibarat perintah yang terlaksana, tapi aku penguasamu di istana kecil ini dibawah kekuasaan besar pemilik hidup

hingga malam ini mahaputra raja ku marah besar karena ibunya pergi tanpa diketahuinya, aku telah melarang kau pergi dengan mahaputra perkasa abangmu tapi 4 tahun umurmu belum bisa menilai pentingnya himbauan papamu ini.

marah mu tak terbendung bahkan amak jadi sasaran kemarahanmu yang kau bentak sambil kencing dicelana putih itu, kau bahkan duduk dibantal tanpa celana sambil berkoar marah pada amak yang membuat emosiku meledak malam itu karena amak (ibu) bagi papamu ini adalah bidadari yang harus dihormati pantang bagiku untuk melawan dan membentak.

ku gendong badanmu tanpa menyandarkan tubuh dan emosimu pada dadaku. emosiku masih terkendali nak, ku pukul kau dengan celana ibumu tepat dikaki tapi kau masih manatap marah padaku karena ibumu pergi.

beberapa kali ku bilang ibumu pergi sebentar karena daun sirih yang menjemputnya untuk hadir. tapi kau masih terisak marah karena ditinggal. yah terpaksa aku keras dengan ikat pinggang tergantung di pintu kamar.....

ikat pinggang kanvas kulipat dua terpukul pada kakimu nak dan sempat mengenai tanganlmu. 3 (tiga) kau terpukul dan terus terisak menyatakan kau sayang mama. sembunyi diselimut namun isakmu tambah banyak. 

aku menyesal... ya menyesal, tapi itu harus nak untuk kau keras dan tahu bahwa kesalahan ada hukumnya.

akhirnya tersandar mahaputra rajaku di pelukan hangat ini kubalut tubuhmu dengan selimut malamku, ku peluk erat sambil kuusap kepalamu dan sesekali kicium dan kurasa wangi surga dikepalamu.

redamnya tangismu berangsur dan terlelap hingga mamamu pulang dan kujelaskan. tapi tetap sayang ibumu lebih dari bumi ini kau dipeluk dan elus lembut. seketika itu kau seperti biasa kembali langsung bercerita tentang rindunya kamu padanya walaupun tak sampai hitungan jam ditinggalkan.



27 april 17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar