RAJAKU
mahaputra raja, kau memang raja kata katamu ibarat
perintah yang terlaksana, tapi aku penguasamu di istana kecil ini
dibawah kekuasaan besar pemilik hidup
hingga
malam ini mahaputra raja ku marah besar karena ibunya pergi tanpa
diketahuinya, aku telah melarang kau pergi dengan mahaputra perkasa
abangmu tapi 4 tahun umurmu belum bisa menilai pentingnya himbauan
papamu ini.
marah mu tak
terbendung bahkan amak jadi sasaran kemarahanmu yang kau bentak sambil
kencing dicelana putih itu, kau bahkan duduk dibantal tanpa celana
sambil berkoar marah pada amak yang membuat emosiku meledak malam itu
karena amak (ibu) bagi papamu ini adalah bidadari yang harus dihormati
pantang bagiku untuk melawan dan membentak.
ku
gendong badanmu tanpa menyandarkan tubuh dan emosimu pada dadaku.
emosiku masih terkendali nak, ku pukul kau dengan celana ibumu tepat
dikaki tapi kau masih manatap marah padaku karena ibumu pergi.
beberapa
kali ku bilang ibumu pergi sebentar karena daun sirih yang menjemputnya
untuk hadir. tapi kau masih terisak marah karena ditinggal. yah
terpaksa aku keras dengan ikat pinggang tergantung di pintu kamar.....
ikat
pinggang kanvas kulipat dua terpukul pada kakimu nak dan sempat
mengenai tanganlmu. 3 (tiga) kau terpukul dan terus terisak menyatakan
kau sayang mama. sembunyi diselimut namun isakmu tambah banyak.
aku menyesal... ya menyesal, tapi itu harus nak untuk kau keras dan tahu bahwa kesalahan ada hukumnya.
akhirnya
tersandar mahaputra rajaku di pelukan hangat ini kubalut tubuhmu dengan
selimut malamku, ku peluk erat sambil kuusap kepalamu dan sesekali
kicium dan kurasa wangi surga dikepalamu.
redamnya
tangismu berangsur dan terlelap hingga mamamu pulang dan kujelaskan.
tapi tetap sayang ibumu lebih dari bumi ini kau dipeluk dan elus lembut.
seketika itu kau seperti biasa kembali langsung bercerita tentang
rindunya kamu padanya walaupun tak sampai hitungan jam ditinggalkan.
27 april 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar